Komoditi Perdagangan Pada Masa Kerajaan Sriwijaya Merupakan Hasil Hutan Berupa

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara pada masa lampau. Salah satu keunggulan Kerajaan Sriwijaya adalah kemampuannya dalam melakukan perdagangan dengan berbagai komoditas unggulan. Salah satu komoditas perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijaya adalah hasil hutan. Berikut merupakan beberapa hasil hutan yang menjadi komoditi perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijaya.

1. Kayu Merbau

Kayu merbau atau yang sering disebut dengan Intsia bijuga merupakan salah satu hasil hutan yang sangat diminati pada masa Kerajaan Sriwijaya. Kayu merbau memiliki keunggulan dalam kekuatan dan ketahanannya terhadap serangan rayap, air laut, dan cuaca, sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam pembuatan kapal-kapal dagang dan perang. Selain itu, kayu merbau juga banyak dimanfaatkan untuk pembuatan bangunan, furnitur, dan berbagai produk kerajinan kayu lainnya.

2. Cengkeh

Cengkeh atau Syzygium aromaticum adalah rempah-rempah asli Nusantara yang sangat populer di pasar perdagangan internasional pada masa Kerajaan Sriwijaya. Cengkeh digunakan sebagai bahan baku obat-obatan, parfum, rokok, dan rempah-rempah dalam masakan. Keunggulan cengkeh sebagai komoditi perdagangan pada masa itu adalah kualitasnya yang sangat baik dan aroma yang kuat dan tahan lama.

3. Gaharu

Gaharu atau Aquilaria malaccensis adalah hasil hutan yang sangat langka dan bernilai tinggi pada masa Kerajaan Sriwijaya. Gaharu adalah kayu yang dihasilkan oleh beberapa spesies pohon dalam genus Aquilaria yang terinfeksi oleh jamur. Gaharu digunakan dalam industri parfum, obat tradisional, dan bahan bakar untuk merokok. Keunggulan gaharu sebagai komoditi perdagangan pada masa itu adalah keunikan aroma yang dihasilkannya dan keterbatasan pasokan di pasaran.

4. Dammar

Dammar atau yang dikenal dengan nama ilmiah Shorea wiesneri adalah hasil hutan berupa getah kering yang sangat populer sebagai bahan baku dalam pembuatan cat, tinta, lak, dan lilin pada masa Kerajaan Sriwijaya. Dammar juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi dan kosmetik. Keunggulan dammar sebagai komoditi perdagangan pada masa itu adalah kualitasnya yang sangat baik dan ketersediaannya yang melimpah di hutan-hutan Nusantara.

5. Gula Aren

Gula aren atau yang dikenal juga dengan nama gula merah adalah salah satu komoditi perdagangan penting pada masa Kerajaan Sriwijaya. Gula aren dihasilkan dari nira pohon aren yang banyak tumbuh di hutan-hutan Nusantara. Gula aren digunakan sebagai pemanis alami dan bahan baku dalam pembuatan kue tradisional, minuman, dan berbagai makanan ringan. Keunggulan gula aren sebagai komoditi perdagangan pada masa itu adalah kualitasnya yang alami dan ketersediaannya yang melimpah di alam.

Demikianlah beberapa hasil hutan berupa yang menjadi komoditi perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijaya. Komoditi-komoditi ini memberikan kontribusi yang besar dalam kemakmuran ekonomi Kerajaan Sriwijaya serta menjadi bagian penting dalam hubungan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan dan kota-kota dagang di Asia Tenggara dan sekitarnya.

Redaksi KSDA Jateng

KSDA Jateng adalah portal berita dan informasi terbaru Jateng. Situs ini memiliki visi untuk memberikan informasi yang akurat, terkini, dan bermanfaat bagi masyarakat Jateng.
Back to top button