Apa Yg Terjadi Dengan Hutan Tersebut Apabila Dijadikan Perkotaan

Dalam perkembangan zaman yang semakin modern, pembangunan perkotaan menjadi sebuah hal yang tak terhindarkan. Banyak lahan hutan yang akhirnya beralih fungsi menjadi pemukiman, pusat perbelanjaan, jalan raya, dan berbagai infrastruktur perkotaan lainnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa yang terjadi dengan hutan tersebut apabila dijadikan perkotaan?
Di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat terjadi dengan hutan jika dijadikan perkotaan:

1. Hilangnya Ekosistem Hutan


Dengan dijadikannya hutan sebagai perkotaan, maka secara otomatis ekosistem hutan akan terganggu bahkan hilang. Hutan memiliki beragam tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme yang saling bergantung dan membentuk sebuah ekosistem yang seimbang. Namun, ketika hutan diubah menjadi perkotaan, maka ekosistem tersebut akan terganggu.
Proses deforestasi untuk membangun pemukiman, jalan raya, gedung-gedung, dan lain-lain akan mengakibatkan hilangnya sebagian besar vegetasi hutan yang dilindungi. Binatang-binatang hutan pun kehilangan habitatnya dan terpaksa bermigrasi atau bahkan punah akibat hilangnya ekosistem hutan.

2. Peningkatan Polusi Udara


Hutan memiliki peran penting dalam menyaring polusi udara. Daun-daun dan ranting-ranting pohon mampu menyerap gas-gas berbahaya seperti karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup. Namun, ketika hutan dijadikan perkotaan, maka kemampuannya dalam menyaring polusi udara akan berkurang.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor, pabrik, dan polusi lainnya di perkotaan akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi polutan udara. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada kesehatan penduduk perkotaan dan lingkungan secara keseluruhan.

3. Perubahan Iklim Mikro


Hutan memiliki kemampuan dalam memengaruhi iklim mikro di sekitarnya. Kehadiran hutan dapat mengurangi suhu udara, meningkatkan kelembaban udara, dan mengurangi angin kencang. Namun, ketika hutan dijadikan perkotaan, maka iklim mikro di sekitarnya akan berubah.
Peningkatan suhu udara akibat urban heat island, penurunan kelembaban udara, dan peningkatan angin kencang akibat deforestasi akan mengakibatkan perubahan iklim mikro yang dapat berdampak pada kesehatan dan kenyamanan penduduk perkotaan.

4. Kerusakan Ekosistem Sungai


Hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem sungai. Akar-akar pohon yang membumi mampu mengikat tanah dan mengurangi risiko erosi. Selain itu, hutan juga berperan dalam menjaga kualitas air sungai dengan menyaring air hujan dan mengurangi limbah yang masuk ke sungai.
Namun, ketika hutan dijadikan perkotaan, maka risiko erosi tanah akan meningkat akibat deforestasi. Tanah yang longsor akan masuk ke sungai dan mengakibatkan pendangkalan sungai serta kerusakan ekosistem sungai secara keseluruhan.

5. Ancaman Terhadap Keanekaragaman Hayati


Hutan merupakan rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna yang memiliki peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati. Namun, ketika hutan diubah menjadi perkotaan, maka keanekaragaman hayati tersebut akan terancam.
Tumbuhan dan binatang endemik yang hanya hidup di hutan akan kehilangan habitatnya dan terancam punah. Selain itu, proses migrasi binatang hutan ke wilayah perkotaan akan mengakibatkan konflik antara manusia dan satwa liar serta peningkatan kasus-kasus konflik satwa.

6. Defisit Ruang Hijau


Dengan dijadikannya hutan sebagai perkotaan, maka akan terjadi defisit ruang hijau. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya area terbuka hijau yang memiliki beragam manfaat bagi lingkungan, seperti sebagai tempat rekreasi, pengendali suhu udara, penyerap polusi udara, dan lain-lain.
Defisit ruang hijau juga akan meningkatkan risiko terjadinya banjir dan longsor akibat berkurangnya lahan terbuka yang mampu menyerap air hujan.

7. Perubahan Tata Air


Perubahan hutan menjadi perkotaan akan berdampak pada tata air regional maupun lokal. Air hujan yang seharusnya diserap oleh tanah hutan akan langsung mengalir ke sungai dan akhirnya menuju laut. Hal ini akan mengakibatkan penurunan kualitas air tanah dan meningkatkan risiko banjir serta longsor.
Tata air regional juga akan terganggu akibat perubahan penggunaan lahan hutan menjadi perkotaan. Hal ini akan berdampak pada pasokan air bersih dan pengelolaan sumber daya air yang dapat mengakibatkan konflik terkait air di wilayah tertentu.

8. Kehilangan Potensi Pemanfaatan Hutan Secara Berkelanjutan


Hutan memiliki potensi yang besar sebagai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Hutan dapat menyediakan kayu, hasil non-kayu, dan beragam jasa lingkungan yang dapat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Namun, ketika hutan diubah menjadi perkotaan, maka potensi pemanfaatannya secara berkelanjutan akan hilang.
Kehilangan potensi pemanfaatan hutan secara berkelanjutan juga akan mengakibatkan ketergantungan pada sumber daya alam lain yang mungkin tidak seberkelanjutan.
Melihat beragam dampak negatif yang akan terjadi apabila hutan dijadikan perkotaan, maka penting untuk melakukan upaya pelestarian hutan dan pengelolaan lahan secara bijaksana. Dengan demikian, kita dapat menjaga fungsi hutan sebagai sumber daya alam yang berkelanjutan serta menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Redaksi KSDA Jateng

KSDA Jateng adalah portal berita dan informasi terbaru Jateng. Situs ini memiliki visi untuk memberikan informasi yang akurat, terkini, dan bermanfaat bagi masyarakat Jateng.
Back to top button