![](https://ksdajateng.id/wp-content/uploads/2024/02/how-to-ksdajateng.jpg)
Porogapit adalah suatu ukuran untuk mengetahui efisiensi dari suatu perusahaan dalam mengelola persediaan barang. Dengan menghitung porogapit, perusahaan dapat mengetahui seberapa baik perusahaan dalam mengelola persediaannya agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan stok. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung porogapit:
1. Hitung Persediaan Rata-Rata
Langkah pertama dalam menghitung porogapit adalah dengan menghitung persediaan rata-rata perusahaan selama periode tertentu. Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan rumus:
Persediaan Rata-Rata = (Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2
Sebagai contoh, jika persediaan awal perusahaan adalah Rp 10.000.000 dan persediaan akhir perusahaan adalah Rp 15.000.000, maka persediaan rata-rata perusahaan adalah:
Persediaan Rata-Rata = (Rp 10.000.000 + Rp 15.000.000) / 2 = Rp 12.500.000
2. Hitung Biaya Persediaan Rata-Rata
Selanjutnya, langkah kedua dalam menghitung porogapit adalah dengan menghitung biaya persediaan rata-rata perusahaan selama periode tertentu. Biaya persediaan rata-rata dapat dihitung dengan rumus:
Biaya Persediaan Rata-Rata = (Biaya Pertahankan Persediaan + Biaya Pemesanan) / Persediaan Rata-Rata
Biaya pertahankan persediaan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menyimpan persediaan barang, sedangkan biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memesan persediaan barang. Jika biaya pertahankan persediaan adalah Rp 2.000.000 dan biaya pemesanan adalah Rp 1.000.000, maka biaya persediaan rata-rata perusahaan adalah:
Biaya Persediaan Rata-Rata = (Rp 2.000.000 + Rp 1.000.000) / Rp 12.500.000 = 0,24 atau 24%
3. Hitung Porogapit
Setelah menghitung persediaan rata-rata dan biaya persediaan rata-rata, langkah terakhir adalah menghitung porogapit. Porogapit dapat dihitung dengan rumus:
Porogapit = (Biaya Persediaan Rata-Rata / Biaya Persediaan Total) x 100%
Jika biaya persediaan total perusahaan adalah Rp 50.000.000, maka porogapit perusahaan adalah:
Porogapit = (0,24 x Rp 50.000.000) / 100% = Rp 12.000.000
Contoh Perhitungan Porogapit
Sebagai contoh, perusahaan ABC memiliki persediaan awal sebesar Rp 20.000.000, persediaan akhir sebesar Rp 25.000.000, biaya pertahankan persediaan sebesar Rp 3.000.000, biaya pemesanan sebesar Rp 1.500.000, dan biaya persediaan total sebesar Rp 70.000.000.
Langkah pertama adalah menghitung persediaan rata-rata:
Persediaan Rata-Rata = (Rp 20.000.000 + Rp 25.000.000) / 2 = Rp 22.500.000
Selanjutnya, menghitung biaya persediaan rata-rata:
Biaya Persediaan Rata-Rata = (Rp 3.000.000 + Rp 1.500.000) / Rp 22.500.000 = 0,20 atau 20%
Terakhir, menghitung porogapit:
Porogapit = (0,20 x Rp 70.000.000) / 100% = Rp 14.000.000
Manfaat Menghitung Porogapit- Mengoptimalkan pengelolaan persediaan
Dengan menghitung porogapit, perusahaan dapat mengetahui efisiensi dalam pengelolaan persediaan. Perusahaan dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan untuk mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan efisiensi operasional.
- Mendukung pengambilan keputusan
Hasil perhitungan porogapit dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan persediaan barang. Perusahaan dapat menyesuaikan strategi persediaan berdasarkan porogapit yang telah dihitung.
- Meningkatkan profitabilitas
Dengan mengelola persediaan barang secara efisien, perusahaan dapat mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan profitabilitas. Dengan demikian, perusahaan dapat lebih kompetitif di pasaran.
Kesimpulan
Dengan menghitung porogapit, perusahaan dapat mengetahui efisiensi dalam pengelolaan persediaan. Perusahaan dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan untuk mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan efisiensi operasional.
Hasil perhitungan porogapit dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan persediaan barang. Perusahaan dapat menyesuaikan strategi persediaan berdasarkan porogapit yang telah dihitung.
Dengan mengelola persediaan barang secara efisien, perusahaan dapat mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan profitabilitas. Dengan demikian, perusahaan dapat lebih kompetitif di pasaran.
Menghitung porogapit merupakan langkah penting dalam mengelola persediaan barang. Dengan menghitung porogapit, perusahaan dapat mengetahui efisiensi pengelolaan persediaan dan mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan. Selain itu, porogapit juga dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan persediaan barang. Dengan mengelola persediaan barang secara efisien, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan menjadi lebih kompetitif di pasaran.