Puasa merupakan salah satu ibadah penting dalam agama Islam. Selain puasa wajib seperti puasa Ramadhan, terdapat juga jenis puasa sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan. Salah satunya adalah puasa mutih. Puasa mutih merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada hari Senin dan Kamis, atau hari Selasa dan Kamis. Puasa ini memiliki berbagai manfaat baik bagi kesehatan fisik maupun spiritual. Namun, sebelum memutuskan untuk melaksanakan puasa mutih, penting untuk mengetahui tata cara dan ketentuannya secara lengkap. Berikut ini adalah tata cara puasa mutih yang perlu diketahui:
1. Niat Puasa Mutih
Seperti ibadah lainnya, niat merupakan hal yang utama dalam menjalankan puasa mutih. Niat puasa mutih harus dilakukan sebelum terbit fajar. Niat puasa mutih bisa dilakukan dengan mengucapkan kata-kata sesuai dengan niat puasa. Contohnya, “Saya niat puasa sunnah mutih hari ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Niat puasa mutih harus sungguh-sungguh dan tulus dilakukan dengan tujuan ibadah kepada Allah SWT.
2. Waktu Puasa Mutih
Puasa mutih dilakukan pada hari-hari Senin dan Kamis, atau alternatifnya pada hari Selasa dan Kamis. Hal ini berdasarkan hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW senang berpuasa pada hari tersebut. Puasa mutih juga bisa dilakukan setiap minggu, atau bisa juga dilakukan setiap bulan. Namun, yang lebih disarankan adalah melakukan puasa mutih secara teratur untuk mendapatkan manfaat yang lebih optimal.
3. Larangan-Larangan Selama Puasa Mutih
Selama menjalani puasa mutih, ada beberapa larangan yang perlu diperhatikan. Larangan tersebut antara lain:
- Tidak boleh makan dan minum: Seperti puasa biasa, selama menjalani puasa mutih seseorang tidak diperbolehkan untuk makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
- Tidak boleh melakukan perbuatan dosa: Selain menahan lapar dan haus, puasa mutih juga mengajarkan untuk meninggalkan segala bentuk perbuatan dosa dan memperbanyak ibadah.
- Tidak boleh berkata-kata yang kotor atau melanggar norma agama: Selama menjalani puasa mutih, disarankan untuk menjaga lisan agar tidak mengucapkan kata-kata yang kotor atau tidak pantas.
4. Manfaat Puasa Mutih
Melakukan puasa mutih memiliki berbagai manfaat, tidak hanya bagi kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental dan spiritual seseorang. Beberapa manfaat puasa mutih antara lain:
- Membersihkan tubuh dari racun: Dengan menahan diri dari makan dan minum selama beberapa jam, tubuh memiliki kesempatan untuk membersihkan diri dari racun dan zat-zat yang tidak dibutuhkan.
- Meningkatkan rasa syukur: Puasa mutih mengajarkan untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT, sehingga meningkatkan rasa syukur dan ketaatan kepada-Nya.
- Mendekatkan diri kepada-Nya: Dengan menjalankan puasa mutih secara rutin, seseorang akan merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadahnya.
5. Doa-Doa yang Dianjurkan Saat Puasa Mutih
Selama menjalani puasa mutih, dianjurkan untuk menyertai ibadah tersebut dengan doa-doa yang khusus. Beberapa doa yang dianjurkan saat puasa mutih antara lain:
- Doa ketika berbuka puasa: “Allahumma inni laka sumtu wa bika aamantu wa ‘alayka tawakkaltu wa ‘ala rizq-ika-aftartu”
- Doa di waktu sahur: “Wa bisawmi ghadinn nawaiytu min syahri ramadhan”
- Doa ketika beranjak tidur: “Bismikallāhumma amuutu wa ahyā”
Doa-do ini bisa dibaca sebagai amalan tambahan selama menjalani puasa mutih, sebagai bentuk ibadah yang lebih sempurna.
6. Kesimpulan
Puasa mutih merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam. Dengan mengikuti tata cara puasa mutih yang benar dan sesuai dengan ajaran agama, seseorang dapat mendapatkan berbagai manfaat baik secara fisik maupun spiritual. Melalui puasa mutih, seseorang dapat membersihkan diri dari segala dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, jangan ragu untuk melaksanakan puasa mutih secara rutin dan sungguh-sungguh sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan-Nya.
