Tutorial

Cara Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Pasif

Mengubah kalimat aktif menjadi pasif adalah salah satu hal yang perlu dipahami dalam menulis. Kalimat pasif sering digunakan untuk menyampaikan informasi tanpa menunjukkan siapa yang melakukan aksi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif.

Apa itu Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif?

Kalimat aktif adalah kalimat di mana subjek melakukan aksi atau aktivitas pada objek. Contohnya: “Ani menulis surat.” Dalam kalimat ini, Ani adalah subjek yang melakukan aksi menulis pada objek surat.

Kalimat pasif adalah kalimat di mana objek menerima aksi atau aktivitas dari subjek. Contohnya: “Surat ditulis oleh Ani.” Dalam kalimat ini, surat adalah objek yang menerima aksi ditulis dari subjek Ani.

Manfaat Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Pasif

Ada beberapa manfaat dalam mengubah kalimat aktif menjadi pasif, antara lain:

  1. Menyembunyikan atau menghilangkan subjek. Dalam beberapa konteks, subjek seringkali tidak perlu disebutkan dan kalimat pasif dapat membantu fokus pada objek atau hasil dari aksi.
  2. Menyampaikan informasi secara netral. Dalam beberapa tulisan ilmiah atau berita, kalimat pasif sering digunakan untuk menyampaikan informasi tanpa menunjukkan opini atau sikap penulis.
  3. Mengalihkan perhatian dari subjek ke objek. Dengan menggunakan kalimat pasif, pembaca dapat lebih fokus pada objek atau apa yang sedang dibahas daripada subjek yang melakukannya.

Cara Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Pasif

Berikut adalah langkah-langkah dalam mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif:

  1. Tentukan subjek, objek, dan kata kerja. Identifikasi subjek, objek, dan kata kerja dalam kalimat aktif yang ingin diubah.
  2. Pindahkan objek ke posisi subjek. Objek dalam kalimat aktif akan menjadi subjek dalam kalimat pasif. Contohnya: “Ani menulis surat” menjadi “Surat ditulis oleh Ani.”
  3. Gunakan kata kerja bantu “dibantu” atau “di”. Kata kerja bantu ini menunjukkan bahwa objek menerima aksi dari subjek. Contohnya: “Ani menulis surat” menjadi “Surat ditulis oleh Ani.”
  4. Ubah kata kerja ke bentuk pasif. Beberapa kata kerja memiliki bentuk khusus dalam kalimat pasif. Misalnya, “makan” menjadi “dimakan”, “beli” menjadi “dibeli”, dan lain-lain.
  5. Tambahkan subjek (opsional). Jika perlu, tambahkan subjek untuk menjelaskan siapa yang melakukan aksi. Contohnya: “Surat ditulis oleh Ani” menjadi “Surat ditulis oleh Ani.”

Contoh Kalimat Aktif dan Pasif

Berikut adalah beberapa contoh mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif:

  • Kalimat Aktif: Ani memasak nasi goreng.
  • Kalimat Pasif: Nasi goreng dimasak oleh Ani.
  • Kalimat Aktif: Ayah membayar tagihan listrik bulan ini.
  • Kalimat Pasif: Tagihan listrik bulan ini dibayar oleh ayah.
  • Kalimat Aktif: Saya menemukan kucing kecil di halaman belakang.
  • Kalimat Pasif: Kucing kecil ditemukan di halaman belakang.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Kalimat Pasif?

Penggunaan kalimat pasif sebaiknya disesuaikan dengan konteks dan tujuan penulisan. Berikut adalah beberapa situasi di mana sebaiknya menggunakan kalimat pasif:

  1. Tujuan objektif. Saat menyampaikan informasi secara objektif tanpa menekankan siapa yang melakukan aksi.
  2. Perhatian pada objek. Saat ingin fokus pada objek atau hasil dari aksi daripada subjek yang melakukannya.
  3. Mengurangi kejelasan subjek. Saat subjeknya tidak penting atau tidak perlu disebutkan.

Kesimpulan

Dalam menulis, kemampuan untuk mengubah kalimat aktif menjadi pasif adalah salah satu hal yang penting. Kalimat pasif dapat membantu menyampaikan informasi dengan lebih netral dan fokus pada objek. Dengan memahami cara mengubah kalimat aktif menjadi pasif, kita dapat meningkatkan kualitas tulisan dan menyesuaikan gaya penulisan dengan konteks yang tepat.

Redaksi KSDA Jateng

KSDA Jateng adalah portal berita dan informasi terbaru Jateng. Situs ini memiliki visi untuk memberikan informasi yang akurat, terkini, dan bermanfaat bagi masyarakat Jateng.
Back to top button